Headlines
Loading...
O81FZ00

Aku berada di ujung geladak kapal. Melamun bersama heningnya samudra.
Tanganku memegang erat pagar besi dipinggir kapal. terasa dingin sama persis seperti  hati ini. Hati ini dingin tak pernah sehangat dulu. Tak pernah semerekah dulu. Tak pernah semerah dulu. Tak pernah berwarna seperti dulu. Kini yang ada hanya gelap senyap sepi dan sunyi.

                Biarlah yang lalu. Sekarang aku sudah pergi jauh. Toh kepergiannya dulu bukan keinginan dia. Dia hanya patuh pada kedua orang tuanya. Dia tak pernah bersalah. Dia juga tak pernah berdusta.

                Sekarang biarkan aku mengarungi luasnya lautan demi mengikis rasa sakit yang pernah terukir begitu dalam. Biarkan aku menjelajah bumi hingga rasa ini mati. Lihatlah gelombang air itu. Mereka menggulung satu sama lain. Tak mau kalah satu dari yang lain. Mereka tangguh. Sedangkan aku lebih memilih merelakan. Aku tak mampu lagi melawan.

                Oh lihatlah derai air yang terhempas ujung kapal. Mereka tercerai begitu indah. Meski mereka terpisah oleh laju kapal, mereka tetap menyuguhkan pertunjukan yang m enarik. Bisakah aku seperti itu, meski perpisahan yang jadi akhirnya, bisakah aku tetap bahagia. Sepertinya tidak, buktinya aku tetap menahan rasa sakit yang terus menikam disetiap aku mengingat serpihan-serpihan kenangan bersamanya.

                Oh tepat sekali, matahari akan terbenam. Aku mendekatkan diri ke geladak terdepan. Aku ingin melihat senja indah yang berada tepat di depan kapal. Biarkan aku buta dengan keindahan ini. Biarkan aku termangu disini. Jika hanya sinar senja yang mampu melupakan semua kenanganku bersamanya. Aku akan tetap setia disini.  Menjadi sang penanti senja setia.

                Awan berarak tepat diatas mentari yang agung. Memberikan aksen guratan yang panjang disisi langit. Inilah yang membuat senja begitu indah. Ini lah yang membuat senja begitu di nanti. Inilah aroma senja kala sang mentari mengintip. Suasana itu. Semlir angin itu. Bercak cahaya itu. Itulah kenapa aku ingin menjadi sang penanti senja setia

0 Comments: